Dengan I-Pivot

     Jika kita memperhatikan pergerakan chart maka candlestick itu bergerak naik turun secara random. Namun, walaupun harga bergerak naik turun tetapi jikalau dilihat secara menyeluruh maka akan menuju ke arah atas (trend naik) atau ke arah bawah (trend turun). Pergerakan candlestick yang harga terendahnya (lower) makin meninggi maka sanggup dikatakan harga sedang up ekspresi dominan (bullish). Sedangkan jikalau pergerakan candlestick yang harga tertingginya (higher) makin menurun maka sanggup dikatakan bahwa harga sedang down ekspresi dominan (bearish). Demikian hingga kapanpun pergerakan candlestick akan bolak-balik tetapi menuju ke suatu arah atau trend. 

     Permasalahannya yaitu sering kita tidak tahu kapan harga akan memantul naik atau memantul turun sehingga kita sering terkecoh dengan pergerakan harga. Perlu diingat bahwa sudah ada semacam kesepatakan yang tidak tertulis bahwa harga akan terhenti pada level-level tertentu. Atau secara umum dikatakan harga akan selalu membentuk support maupun resistance terdekat. Artinya, pergerakan harga kini menurut pergerakan harga masa kemudian (kemarin). Artinya, harga tertinggi masa kemudian sebagai pola resistance sehingga jikalau harga hingga ke sana kemungkinan harga akan turun. Tetapi jikalau resistance tembus (break) maka harga akan berlangsung naik, dan titik resistance tersebut menjadi support dan harga tertinggi ketika ini sebagai resistance baru. Demikian pula harga terendah masa kemudian sebagai pola support masa kini, sehingga jikalau harga sudah hingga di titik support maka biasanya harga akan memantul ke atas (naik), tetapi jikalau support tembus maka harga akan terus turun ke bawah membentuk support baru.

    Oleh alasannya itu, untuk memudahkan trader dalam mengidentifikasi level-level tertentu sebagai dasar pergerakan harga maka akan kita gunakan indikator i-pivot. Dengan indikator ini maka kita akan gampang membaca pergerakan harga sehingga sanggup membantu kita dalam mengambil keputusan buy atau sell. Berikut penampakannya indikator i-pivot dalam metatrader 4:

Lalu, bagaimana cara trading memakai indikator i-pivot?
Kita cukup mengamati pergerakan harga apakah harga menyentuh garis-garis (level-level) tersebut. Titik pivot dilambangkan dengan garis warna ungu, sedangkan titik support digambarkan dengan garis-garis warna hijau, sementara titik resistance digambarkan dengan garis-garis warna merah.
Perhatikan gambar berikut ini:

ENTRY BUY
  1. Entry buy dilakukan jikalau harga sudah menyentuh garis support (S1, S2, S3) yang berwarna hijau dengan melihat bentuk candle. Jika candle pattern mengindikasikan bullish maka harga akan memantul ke atas dan kita open posisi buy
  2. Entry buy dilakukan jikalau harga break (menembus) garis pivot (tidak hanya pada yang warnanya ungu). Ingat bahwa garis-garis tersebut intinya titik support maupun resistance.
ENTRY SELL
  1. Jika harga menyentuh garis resistance (R1, R2, atau R3) warna merah maka kemungkinan harga akan memantul ke bawah. Lihat dulu konfirmasinya dengan melihat bentuk candle. Jika candle pattern mengindikasikan bearish maka biasanya harga akan memantul ke bawah dan kita sanggup open posisi sell.
  2. Entry sell jikalau harga break (menembus) garis pivot (tidak hanya pada yang warnanya ungu). Ingat bahwa garis-garis tersebut intinya titik support maupun resistance.
Sebelum memakai pada akun real, sebaiknya dicoba dulu pada akun demo. Pahami betul cara penggunaan indikator ini, alasannya indikator ini sangat membantu dalam membaca pergerakan candlestick.
Silakan indikator sanggup diunduh di link bawah ini.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel