Review Buku Perkembangan Penerima Bimbing Oleh Mulyani Sumantri Dan Nana Syaodih
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
WIBER OFNI SOPYAN GEA (16100031)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
A. INFORMASI BUKU
Judul Buku : Perkembangan Peserta DidikNama Penulis : 1. Mulyani Sumantri
2. Nana Syaodih
Penerbit : Universitas Terbuka
Diterbitkan : Nopember 2009
Edisi/Cetakan : Pertama/Ke-20
Halaman : 294 hal, 6 modul, 21 cm
ISBN : 979-689-269-3
B. PENDAHULUAN
Keberhasilan anak dalam mencar ilmu merupakan keinginan setiap guru dan orang tua. Untuk sanggup mewujudkan keinginan itu, orang bau tanah dan guru perlu memahami anak sebagai insan seutuhnya dan memahami dirinya semoga sanggup mengikuti keadaan dengan anak yang menjadi tanggung jawabnya. Pendidikan anak di sekolah terutama menjadi tanggung jawab guru. Pendidikan anak di rumah terutama menjadi tanggung jawab orang tua. Pemisahan tanggung jawab itu gotong royong tidak mutlak, lantaran orang bau tanah harus mengetahui perihal bagaimana keadaan anaknya di sekolah dan guru pun seyogianya mengetahui latar belakang anak itu. Oleh lantaran itu, guru dan orang bau tanah hendaknya bekerja sama dalam hal pendidikan anak. C. ISI REVIEW
MODUL 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAKKegiatan Belajar 1. HAKEKAT PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN
Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan pecahan dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan itu tidak ada kaitannya sama sekali.
Seifert dan Haffnung membendakan tiga tipe (domain) perkembangan yaitu:
• Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya kekuatan otot-otot.
• Perkembangan kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.
• Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berafiliasi dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya. Ketiga domain tersebut pada kenyataanya saling berafiliasi dan saling berpengaruh.
Sejak tahun 1980-an semakin diakui efek keturunan terhadap individu. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh fakktor genetik. Aspek-aspek yang paling banyak di teliti sehubungan dengan efek genetik ini ialah kecerdasan dan temperamen.
Arthur Jensen (1969) melontarkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan, dengan efek yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. Menurut Jensen efek keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen, sedangkan berdasarkan jago lain sebesar 50 persen.
Temperamen yaitu gaya sikap atau karakteristik dalam merespons lingkungan. Ada bayi yang sangat aktif dengan mengerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tenang. Ada bayi yang merespons dengan hangat, ada pula yang pasif dan hirau tidak acuh.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang sulit dan yang lambat untuk dibangkitkan. Beberapa jago perkembangan menyampaikan bahwa temperamen yaitu karakteristik bayi yang gres lahir yang akan dibuat dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. Dengan kata lain sanggup dikatakan bahwa terdapat interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan.
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan yaitu pola gerakan atau perubahan yang dimulai semenjak dikala pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola gerakan ini kompleks dan merupakan produk dari beberapa proses yaitu: biologis, kognitif, dan sosial.
Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan Yussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi (sejak lahir hingga umur 18 atau 24 bulan), fase kanak-kanak awal dan sosial.
Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan Yussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi (sejak lahir hingga umur 18 atau 24 bulan), fase kanak-kanak awal hingga umur 5-6 tahun, kadang kala disebut fase prasekolah; fase kanak-kanak tengah dan akhir, hingga umur 11 tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak kemasa bakir balig cukup akal awal, antara umur 10/13 tahun hingga 18/22 tahun.
Erik H. Erikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bahwa perkembangan insan yaitu sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif berdasarkan Erikson terdiri dari delapan fase:
1. Trust vs. Mistrust/kepercayaan dasar (0;0 - 1;0)
2. Autonomy vs. Shame dan Doubt/otonomi (1;0 - 3;0)
3. Initiative vs. Guilt/inisiatif (3;0 - 5;0)
4. Industry vs.Inferiority/produktivitas (5;0 – 11;0)
5. Identity vs. Role Confusion/identitas (12;0 – 18;0)
6. Intimacy vs. Isolation/keakraban (19;0 – 25;0)
7. Generativy vs. Self Absortion/generasi berikut (25;0 – 45;0)
8. Integrity vs. Despair/integritas (45;0 ...)
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:
1. Sensor motorik (0;0 – 2;0)
2. Pra operasional (2;0 – 7;0)
3. Operasional konkret (7;0 – 11;0)
4. Operasional formal (11;0 – 15;0)
Robert J. Havighurts mengemukakan bahwa pada usia-usia tertentu seseorang harus melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Kemampuan merupakan keberhasilan yang menawarkan perkembangan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya, dan terdiri dari kiprah perkembangan;
1. Masa kanak-kanak (usia bayi dan usia TK) 4. Masa bakir balig cukup akal awal
2. Masa anak (usia SD) 5. Masa setengah baya
3. Masa remaja 6. Masa tua
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangn individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan sosial.
Kegiatan mencar ilmu 2 HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN
Dalam perkembangan insan terdapat hukum-hukum yang diperoleh melalui penelitian, kajian teori dan praktek. Carol Gestwicki (1995) mengemukakan bahwa:
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang sanggup diramalkan.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi.
5. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
6. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada yang khusus.
Menurut Sutterly Donnely (1973) terdapat 10 prinsip dasar pertumbuhan.
1. Pertumbuhan yaitu kompleks, semua aspek-aspeknya berafiliasi sangat erat.
2. Pertumbuhan meliputi hal-hal kuantitatif dan kualitatif.
3. Pertumbuhan yaitu proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah.
5. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama.
6. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu dan kecepatan berbeda.
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan sanggup dimodifikasikan leh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
8. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis.
9. Pada suatu oraganisme akan cenderung untuk mencapai potensi perkembangan yang masksimum.
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.
Beberapa wangsit umum perihal pengalaman belajar:
1. Keterlibatan dalam pengalaman mencar ilmu mempunyai efek penting terhadap pembelajaran.
2. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak akseptor didik untuk mau melaksanakan kiprah sekalipun mengandung resiko.
3. Strategi yang mendalam sanggup dipergunakan namun efek penting terhadap beberapa aspek, seperti: usia, kematangan, kepercayaan dan efek terhadap orang lain.
4. Pada umumnya pembelajaran kuat kepada hal-hal khusus menyerupai mengahargai orang lain dan bersikap hati-hati kepada yang gres dikenal.
5. Terdapat banyak efek yang sanggup dipelajari melalui model (orang bau tanah dan guru) sedang akseptor didik berusaha menirunya.
MODUL 2 KARAKTERISTIK ANAK USIA SD
Kegiatan mencar ilmu 1 PERTUMBUHAN FISIK atau JASMANI
1. Perkembanga fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun belum dewasa tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula.
2. Nutrisi dan kesehatan amat menghipnotis perkembangan fisik anak.
3. Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak.
4. Orang bau tanah harus selalu memperhatikan aneka macam macam penyakit yang sering kali diderita anak, contohnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain.
Kegiatan mencar ilmu 2 PERKEMBANGAN INTELEKTUAL dan EMOSIONAL
1. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada aneka macam faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan training orang tua.
2. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain lantaran adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan, dan training orang bau tanah maupun guru di sekolah.
3. Perkembangan emosional juga sanggup dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.
4. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
5. Dalam mengatasi aneka macam dilema yang sering kali dihadapi oleh orang bau tanah dan anak, biasanya orang bau tanah berkonsultasi dengan para ahli, contohnya dokter anak, psikiatri, psikolog dsb.
6. Stres juga sanggup disebabkan oleh penyakit, putus asa dan absensi orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul.
Kegiatan mencar ilmu 3 PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa telah berkembang semenjak anak berusia 4-5 bulan. Orang bau tanah yang bijak selalu membimbing anaknya untuk mencar ilmu berbicara mulai dari yang sederhana hingga anak mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh lantaran itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesedihan orang bau tanah membimbing anaknya.
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina kekerabatan sosial, (d) sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri, (e) untuk sanggup menghipnotis pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk menghipnotis sikap orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. Yaitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih, (e) motivasi untuk mencar ilmu dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua.
Disamping adanya aneka macam dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Kegiatan mencar ilmu 4 PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL, dan SIKAP
1. Kepada orang bau tanah sangat dianjurkan bahwa selain menawarkan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, berbagi keterampilan anak dalam bergaul dan menawarkan penguatan melalui pemberian hadiah kepada anak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
2. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materil dan nonmateril. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud semoga pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan sanggup diterima dalam masyarakat luas.
3. Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) mempunyai nilai pendidikan, (b) menawarkan motivasi kepada anak, (c) memperkuat sikap dan (d) menawarkan dorongan semoga anak berbuat lebih baik lagi.
4. Fungsi eksekusi yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi.
5. Syarat pemberian eksekusi adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada kawasan dan waktu yang tepat.
MODUL 3 PERBEDAAN INDIVIDUAL DAN JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SD
Kegiatanbelajar 1 PERBEDAAN INDIVIDUAL ANAK USIA SD
1. Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut diantaranya yaitu pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan.
2. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik terang terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga sanggup diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual sanggup dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat. Namun demikian, lantaran efek aneka macam faktor, kemampuan diantara belum dewasa tersebut bisa berbeda.
3. Piaget dan Kohlberg masing-masing mempunyai pandangan tersendiri perihal perbedaan pada aspek perkembangan moral. Piaget mempunyai pandangan bahwa moralitas berkembang pada 2 tahap utama, yaitu tahap kendala moralitas dan moralitas kolaborasi sedangkan, Kohlberg melukiskan 3 tingkatan alasan moral, yaitu pra-conventional morality, conventional morality, dan post-conventional morality.
4. Perbedaan kemampuan seorang anak bisa meliputi perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kognitif. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif yaitu faktor pembentukan lingkungan alamiah dan yang dibuat.
Kegiatan mencar ilmu 2 JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SD
1. Istilah “kebutuhan”, “dorongan”, atau “motif” pada kehidupan sehari-hari sering dipakai secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada perbedaan diantaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan dimana seseorang terdorong melaksanakan sesuatu lantaran adanya kekurangan pada jaringan-jaringan didalam dirinya yang lebih bersifat biologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.
2. Banyak jago di bidangnya melaksanakan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan umumnya bisa dikatakan sama intinya. Cole dan Bruce (1959) membagi kebutuhan menjadi 2 golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikoloogis. Sedangkan A. Maslow (1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jenjang dari yang fundamental hingga kebutuhan yang paling kompleks.
3. Dalam kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD, dipakai golongan kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan kasih sayang, kebutuhan untuk mempunyai dan aktualisasi diri.
4. Hurlock (1978) menyatakan bahwa dalam pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin sanggup digunakan. Sedangkan DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 guru dalam menawarkan dan meningkatkan motivasi siswa.
MODUL 4 PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Kegiatan mencar ilmu 1 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Ada beberapa butir yang penting dari kegiatan mencar ilmu 1 ini, yaitu:
1. Perkembangan fisik pada siswa usia sekolah menengah ditandai dengan adanya perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik pada usia ini ditandai pula dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon testoterone dan estrogen juga turut menghipnotis perkembangan fisik.
2. Perkembangan intelektual siswa SLTP ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional. Selain itu, kemampuan mengingat dan memproses warta cukup kuat berkembang pada usia ini.
3. Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme.
4. Terdapat aneka macam mazhab atau aliran dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang menghipnotis perkembangan anak. Diantaranya yaitu aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
5. Papalia dan Olds (1992:7-8) menyebutkan faktor internal dan eksternal yang telah memberi efek besar terhadap perkembangan anak. Urie Bronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan efek lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan exo yang membentuk pribadi anak. Sedangkan pandangan konvensional menyatakan ada 3 faktor secara umum dikuasai yang menghipnotis perkembangan siswa SLTP dan SMU, yaitu pembawaan, lingkungan dan waktu.
Kegiatan mencar ilmu 2 PERBEDAAN INDIVIDU DAN KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Secara garis besar, perbedaan individu dikategorikan menjadi 2, yaitu perbedaan secara fisik, dan psikis. Dalam pandangan yang lain, perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Indikator sikap intelegen berdasarkan Witherington antara lain:
a. Kemudahan dalam memakai bahasa.
b. Efisiensi dalam berbahasa.
c. Kecepatan dalam pengamatan.
d. Kemudahan dalam mengingat.
e. Kemudahan dalam memahami hubungan.
f. Imajinasi
Gage dan Berlinier (1984:165) mempunyai pandangan perihal kepribadian sebagai berikut. Personality is the integration of all of persons traits abilities, motives as well as his or her temperament, attitudes, opinions, beliefs, emotional responses, cognitive styles, characters and morals.
Menurut Murray, kebutuhan individu dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu viscerogenic dan psychogenic. Kemudian kebutuhan psycogenic dibagi lagi menjadi 20 kebutuhan yaitu seperti:
a. Need for affiliation
b. Need for aggression
c. Autonomy needs
d. Conteraction
e. Need for dominance
f. Exhibition
g. Sex
MODUL 5 PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Kegiatan mencar ilmu 1 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang bakir balig cukup akal terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi kegiatan fisik. Usia bakir balig cukup akal merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
Kualitas kemampuan berpikir kelompok bakir balig cukup akal muda terus berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan warta yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan warta yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan berpikir.
Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral, orang bakir balig cukup akal mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa dewasa.
Kegiatan mencar ilmu 2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
• Menurut aliran nativisme, perkembangan orang bakir balig cukup akal ditentukan oleh faktor yang dibawa semenjak lahir (pembawaan/hereditas).
• Aliran empirisme, beropini bahwa perkembangan orang bakir balig cukup akal semata-mata tergantung pada faktor lingkungan.
• Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan orang bakir balig cukup akal ditentukan oleh faktor pembawaan dan lingkungan.
Faktor faktor yang mempermudah perkembangan orang bakir balig cukup akal yaitu kekuatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, motivasi untuk berkembang dan model peran.
Kegiatan mencar ilmu 3 PERBEDAAN INDIVIDUAL ORANG DEWASA
Faktor-faktor yang menghipnotis perbedaan individual orang bakir balig cukup akal yaitu faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman. Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan dan pembawaan yaitu perbedaan dalam minat, kepribadian dan kecakapan (kecerdasan).
Penerimaan orang bakir balig cukup akal terhadap efek lingkungan (pengalaman) ditentukan oleh:
a. Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego serta besarnya dorongan kompleks terdesak (Freud);
b. Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler);
c. Kadar rasa harga diri (Kunkel);
d. Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan berbagi dirinya (Stern);
e. Pandangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (Rullo May);
f. Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin); serta
g. Hubungan sosial dimasa kemudian (Rotter & Sullivan).
Kegiatan mencar ilmu 4 KEBUTUHAN-KEBUTUHAN ORANG DEWASA
Lima tingakatan kebutuhan berdasarkan Maslow:
1. Kebutuhan Biologis
2. Kebutuhan Rasa Aman
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan akan Harga Diri
5. Kebutuhan untuk Berbuat yang Terbaik
Kebutuhan orang bakir balig cukup akal berdasarkan Morgan:
1. Kebutuhan untuk melaksanakan aktivitas
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Kebutuhan orang bakir balig cukup akal berdasarkan Murray dan Edwards.
1. Kebutuhan berprestasi
2. Kebutuhan rasa hormat
3. Kebutuhan keteraturan
4. Kebutuhan memperlihatkan diri
5. Kebutuhan otonomi
6. Kebutuhan afiliasi
7. Kebutuhan intrasepsi
8. Kebutuhan berlindung
9. Kebutuhan dominan
10. Kebutuhan merendah
11. Kebutuhan memberi bantuan
12. Kebutuhan perubahan
13. Kebutuhan ketekunan
14. Kebutuhan heteroseksual
15. Kebutuhan agresi
MODUL 6 IMPLIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Kegiatan mencar ilmu 1 PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Karakteristik anak usia SD yaitu bahagia bermain, bahagia bergerak, bahagia bekerja dalam kelompok, serta bahagia merasakan/melakukan sesuatu secara langsung. Oleh lantaran itu, guru hendaknya berbagi pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau mencar ilmu dalam kelompo, serta menawarkan kesempatan kepada siswa untuk terlibat eksklusif dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst kiprah perkembangan anak SD yaitu sebagai berikut:
a. Menguasai keterampilan fisik yang diharapkan dalam permainan dan kegiatan fisik,
b. Membina hidup sehat,
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok,
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin,
e. Belajar membaca, menulis, dan menghitung semoga bisa berpartisipasi dalam masyarakat,
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diharapkan untuk berpikir efektif,
g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai,
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Tugas perkembangan tersebut berdasarkan guru untuk:
a. Menciptakan lingkungan sobat sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik,
b. Melaksanakan pembelajaran yang menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mencar ilmu bergaul dan bekerja dengan sobat sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang,
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menawarkan pengalaman yang konkret atau eksklusif dalam membangun konsep; serta
d. Melaksanakan pembelajaran yang sanggup berbagi nilai-nilai sehingga siswa bisa memilih pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM). Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi sekolah dasar (SD) baik negeri maupun swasta, SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa baik negeri maupun swasta, SD Terpadu, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik negeri maupun swasta.
Kegiatan mencar ilmu 2 PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SEKOLAH MENENGAH
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah yaitu sebagai berikut:
1. Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2. Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
3. Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan memakai bahasa asing.
4. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan pertolongan dari orang tua.
5. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
6. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
7. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
8. Kepribadiannya sudah memperlihatkan pola tetapi belum terpadu.
9. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.
Karakteristik tersebut menuntut guru untuk:
a. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa laki-laki dan perempuan ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi;
b. Menyalurkan hobi dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang positif;
c. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil;
d. Meningkatkan kolaborasi dengan orang bau tanah dan masyarakat untuk berbagi potensi siswa;
e. Menjadi teladan atau contoh; serta
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencar ilmu bertanggung jawab.
Satuan pendidikan pada tingkat SLTP meliputi rumpun SLTP (SLTP negeri dan swasta, Madrasah Tsanawiyah (Mts) negeri dan swasta, Sekolah Menengah Pertama Kecil , dan SLTP Terbuka), SLTP Luar Biasa (Sekolah Luar Biasa dan SLTP Terpadu), dan Pendidikan Luar Sekolah (Paket B, Ujian Persamaan SLTP, Diniyah Wustho, dan Pondok Pesantren).
Satuan pendidikan pada tingkat SLTA meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) negeri dan swasta, serta Pondok Pesantren.
Kegiatan mencar ilmu 3 PENDIDIKAN BAGI ORANG DEWASA
Penurunan kemampuan fisik menuntut penyelenggaraan pendidikan yang memakai aneka macam media yang bisa memperkuat kelemahan fisik orang dewasa. Menurut Knowles, dalam merancang kegiatan pembelajaran bagi orang bakir balig cukup akal hendaknya memperhatikan:
a. Konsep diri,
b. Pengalaman,
c. Kesiapan untuk belajar,
d. Orientasi kegiatan mencar ilmu orang dewasa.
Dengan memperhatikan perbedaan orang bakir balig cukup akal dengan anak-anak, pembelajaran yang cocok bagi orang bakir balig cukup akal yaitu pembelajaran yang menerapkan:
a. Metode inovasi diri (discovery method),
b. Belajar pemecahan masalah, dan
c. Belajar konsep.
Disamping ketiga model mencar ilmu tersebut, model pendidikan yang sempurna bagi orang bakir balig cukup akal yaitu model pendidikan yang memadukan antara pendidikan formal dengan pendidikan luar sekolah. Ciri khas pendidikan orang bakir balig cukup akal yaitu fleksibel dalam pelaksanaannya.
D. KESIMPULAN
Pertumbuhan yaitu perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi hingga ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan antara lain: perkembangankecerdasan/intelek, temperamen (emosi), sosial, bahasa, talenta khusus dalam perbedaan individual unik.
Perbedaan individual unik terbagi dalamperbedaan fisik,perbedaan sosial,perbedaan kepribadian,perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar serta perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.