Cara Trading Dengan Lagging Indicator Forex
![]() |
| Trading Dengan Lagging Indicator |
Dalam dunia forex, ada dua istilah yang digunakan untuk mengelompokkan indicator yaitu lagging indicator dan leading indicator. Apa tolong-menolong leading indicator dan lagging indicator tersebut?
Leading Indicator yaitu indicator forex yang bergerak lebih cepat dibanding pergerakan pasar sesungguhnya. Sebagai pola indicator leading yaitu stochastick oscillator. Ketika indicator sudah memasuki level 80 dan terjadi perpotongan maka telah terjadi jenuh beli sehingga orang akan melaksanakan sell untuk mendapat profit.
Lagging Indicator yaitu kebalikan dari leading indicator. Indikator lagging forex bergerak lebih lamban daripada harga market sesungguhnya. Contoh gampang untuk menggambarkan indikator lagging yaitu moving average. Ketika terjadi perpotongan antara 2 moving average yang mempunyai periode yang berbeda maka orang akan melaksanakan transaksi jual atau beli untuk mendapat profit.
Berikut ini yaitu salah satu pola gampang memakai indikator lagging untuk melaksanakan trading forex. Indicator yang sangat populer dan sering digunakan para trader profesional di banyak sekali kepingan dunia yaitu moving average.
Dalam kasus ini kita memakai indicator EMA 50 dan 100. Prinsip dasar dari indicator moving average ini yaitu menunggu momen perpotongan antara dua moving average dengan periode yang berbeda sebagai sinyal pembalikan arah.
Kenapa moving average dikelompokkan sebagai indikator lagging alasannya yaitu perpotongan terjadi sesudah harga tersebut bergerak lebih dulu. Banyak trader yang kurang menyukai indicator ini alasannya yaitu mereka menilai sinyal yang diberikan sudah telat dan risikonya ketinggalan momen untuk mendapat profit.
Namun bila kita mengetahui sistem kerja dari indicator ini, tolong-menolong akan memperlihatkan nilai profitable yang lebih besar serta tingkat resiko yang lebih kecil.
Cara Untuk Melakukan Trading Menggunakan Indikator Lagging
Dari gambar diatas kita melihat pergerakan harga dengan dua indikator EMA 50 dan 100. Namun untuk mempermudah dalam menjelaskan maka saya sudah memperlihatkan beberapa keterangan gambar serta indikator zigzag dan garis horisontal untuk memperlihatkan level-level support dan resistance.Seperti disampaikan bahwa indikator moving average yaitu indikator lagging maka hal pertama yang harus dilakukan yaitu menunggu perpotongan antara 2 EMA yang sudah disematkan dalam metatrader.
Banyak orang malas untuk menunggu momen ini, apa lagi melihat harga telah bergerak turun kenapa tidak segera sell atau sebaliknya. Perlu diingat bahwa momen perpotongan itu yaitu awal pula agresi indikator ini, sehingga tidak dapat dianggap sebagai ketinggalan momen, justru pergerakan berikutnya yang akan dinantikan untuk menemukan level entry yang lebih kondusif dan mempunyai profitable yang lebih tinggi.
Baik, Lebih lanjut untuk menjelaskan gambar diatas. Hal pertama yang kita lihat yaitu moving average telah berpotongan tetapi gagal breakout, hal ini memperlihatkan sinyal bahwa sinyal sell belum valid dan tidak perlu mengambil resiko yang lebih tinggi.
Harga selanjutnya bergerak naik dan terjadilah breakout pada area resistance. Hal tersebut yaitu momen awal pergerakan berlanjut. Kesabaran memang sangat dibutuhkan dalam memakai indikator ini, dikala terjadi breakout maka kemungkinan harga akan terus naik untuk menguji resistance di atasnya.
Untuk menyempurnakan agresi ini dengan tingkat resiko yang lebih terukur, maka hal yang perlu dilakukan yaitu menunggu moment pull bacak atau posisi retracement di area support (Tadinya resistance yang tertembus dan sekarang menjadi support). Dari gambar sudah dijelaskan dimana level entry itu berada dengan tingkat resiko atau stop loss yang lebih terukur dengan sasaran profit pada level resistance di atasnya yaitu sasaran profit 1 dan sasaran profit 2.
Kesimpulan
Untuk memakai lagging indicator dalam trading forex harus mempunyai kesabaran dan ketelitian. Setelah itu tunggu momen breakout pada level support dan resistance terdekat dan ambil posisi buy atau sell di area pull back atau retracement. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkecil tingkat resiko serta mengukur stop loss atau resiko itu sendiri biar lebih minimal. Sumber https://jurnalforexharianku.blogspot.com/
