Dollar Mereda Sesudah Pidato Yellen Di Cleveland
![]() |
Janet Yellen © wikimedia.org |
Pada hari selasa kemarin 26 September 2017, semenjak pasar Asia dibuka dollar mulai menguat terhadap sebagian besar mata uang mayoritas. Pergerakan semakin berpengaruh ketika pasar Eropa mulai buka dan bahkan market mengabaikan data-data ekonomi lainnya.
Dollar mulai mereda terhadap beberapa mata uang sehabis pidato Ketua FED Janet Yellen yang disampaikan di Cleveland. Para investor sedikit ragu dengan masa depan suku bunga di AS sebab tingkat inflasi yang rendah. Sehingga mengurangi kemampuan bank sentral untuk memperbaiki kebijakan moneter ketika terjadi tekanan pasar.
Melalui informasi Investing.com (27/9/2017) berikut ini ada beberapa keterangan yang disampaikan oleh Janet Yellen di Cleveland Rabu dini hari.
Secara umum kebijakan menaikan suku bunga secara sedikit demi sedikit yaitu kebijakan yang paling sempurna untuk dikala ini. Bahkan Yellen menambahkan bahwa “Sangat tidak bijaksana kalau kebijakan moneter harus ditahan dan menunggu inflasi mencapai 2%”.
“Laju inflasi yang renda ibarat dikala ini yaitu angka yang tidak diperlukan sebab bisa mengarah pada rendahnya pengaturan tingkat dana federal di dikala kondisi normal. Selain itu bisa memberi dampak sempitnya ruang lingkup dalam memilih kebijakan moneter menghadapi resesi”
Pidato Janet Yellen disampaikan sehabis beberapa jam Greenback mengesampingkan beberapa informasi ekonomi ibarat tingkat iktikad konsumen dan sektor perumahan.
Pada hari Selasa, data yang dirilis dari departemen perdagangan AS menyatakan bahwa penjualan rumah gres mengalami penurunan sekitar 3,4% di bulan yang sama tahun kemudian sebesar 560.000 unit dan ini yaitu tingkat penjualan yang paling rendah semenjak Desember 2016.
Sedangkan para ekonom memperkirakan terjadi kenaikan jumlah penjualan rumah gres bulan kemudian di angka 588.000 atau naik 3,3 %.
Selain data penjualan rumah baru, sektor iktikad konsumen juga mengalami penurunan menjadi 119,8 pada bulan ini dibanding tingkat iktikad bulan kemudian yang mencapai angka 120,4. Hal ini disampaikan oleh sebuah kelompok riset pasar, Conference Board.
Tetapi dengan data beberapa penurunan ini, harga dollar cenderung stabil sebab kondisi yang lemah pada Euro dan Yen.
EUR/USD mengalami penurunan sebesar 0,41% pada harga 1,1789 hal ini sebab kekhawatiran terhadap kondisi pemerintahan Jerman sebab kemenangan Angela Merkel belum bisa untuk membentuk pemerintahan secara pribadi namun dibutuhkan koalisi dengan partai lainnya.
USD/JPY merangkak naik sehabis keputusan dari perdana menteri Jepang Shinzo Abe untuk menyelenggarakan pemilu 1 tahun lebih cepat sebab beliau mencari mandat untuk memilih kebijakan moneter menghadapi “krisis nasional” di bawah tekanan korea utara.
GBP/USD terjadi penurunan 0,08% di angka $1,3456 dan USD/CAD turun 0,27% di angka 1,2337.
Sumber berita: Investing.com (26/7/2017). Sumber https://jurnalforexharianku.blogspot.com/