Data Inflasi As Diawasi Alasannya Para Investor Melepaskan Kenaikan Suku Bunga Fed
Sebagaimana kita ketahui bahwa malam ini akan terjadi High news pada USD yaitu CPI (Consumer Price Index) dan juga Core CPI untuk konsumsi makanan dan energi secara bersamaan. Maka kita perlu menganalisa bagaimana dampaknya terhadap index dollar malam ini. Hal ini merupakan kesempatan yang manis untuk membuka trading kita dengan risk minimum dan reward maksimum.
Telah kita ketahui bersama bahwa dolar telah berjuang selama beberapa ahad terakhir, di tengah spekulasi bahwa Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada 2019 alasannya yaitu pertumbuhan ekonomi AS melambat, dan dalam konteks ekonomi global yang melambat. Meskipun data ekonomi AS hampir tidak memperlihatkan sinyal apapun, investor tetap yakin bahwa jeda akan benar-benar terjadi.
The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan ahad depan, prospek harga dengan probabilitas 76% sesuai dengan dana Fed berjangka. Namun, melihat lebih jauh, impian jauh lebih pesimistik. Dengan asumsi peningkatan bulan Desember terjadi, maka penentuan harga pasar memperlihatkan kemungkinan hanya 50% untuk kenaikan lain di seluruh 2019. Ini cukup jauh dari "dot plot" terbaru Fed, yang memperlihatkan 3 kenaikan untuk tahun ini. Sebenarnya, proyeksi tersebut sanggup direvisi lebih rendah untuk memberi sinyal 2 kenaikan pada 2019 pada pertemuan ahad depan, tetapi meskipun demikian, perbedaan antara apa yang pembuat kebijakan dan investor harapkan masih akan sangat besar.
Dalam kondisi menyerupai itu, data ekonomi sanggup memutuskan apakah Fed merevisi untuk menurunkan asumsi tingkat bunganya sendiri semoga sesuai dengan pasar, atau apakah hal itu akan menciptakan investor menyesuaikan ekspektasi mereka lebih akrab ke Fed. Beralih ke rilis ahad ini, tingkat CPI negara diperkirakan telah turun ke 2.2% y / y di bulan November, dari 2.5% sebelumnya. Namun, angka inti - yang tidak termasuk dalam item makanan dan energi volatil - diproyeksikan telah meningkat lebih tinggi menjadi 2,2% tahunan, dari 2,1% pada bulan Oktober. Jadi, sebagian besar kesabaran dalam mencetak headline sepertinya berdampak pada penurunan harga energi baru-baru ini, yang biasanya tidak terlalu mengkhawatirkan bagi Fed.
Di luar kebijakan moneter, variabel kunci lainnya untuk dolar yaitu bagaimana ketegangan perdagangan berevolusi. Greenback telah bertindak sebagai aset haven di tengah friksi AS-China, greenback didapatkan ketika situasi meningkat dan jatuh pada setiap de-eskalasi. Dalam pengertian ini, meskipun "gencatan senjata" AS-China yaitu tanda selamat datang, itu mungkin tidak terlalu berarti jikalau China tidak berkompromi pada gosip kunci: pemindahan teknologi paksa. Sampai - dan jikalau - ada konsesi semacam itu, eskalasi ulang hasilnya tetap merupakan skenario yang paling mungkin. Belum lagi AS sanggup mengumumkan tarif kendaraan beroda empat setiap dikala yang akan memulai kebuntuan gres dengan Uni Eropa. Implikasinya yaitu bahwa dolar masih sanggup menikmati kantong kekuatan dari kekhawatiran perdagangan, bahkan jikalau the Fed tidak beralih ke perilaku yang lebih berhati-hati ke depan.
Source : xm.com Sumber http://hobiheboh.blogspot.com/
Telah kita ketahui bersama bahwa dolar telah berjuang selama beberapa ahad terakhir, di tengah spekulasi bahwa Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada 2019 alasannya yaitu pertumbuhan ekonomi AS melambat, dan dalam konteks ekonomi global yang melambat. Meskipun data ekonomi AS hampir tidak memperlihatkan sinyal apapun, investor tetap yakin bahwa jeda akan benar-benar terjadi.
The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan ahad depan, prospek harga dengan probabilitas 76% sesuai dengan dana Fed berjangka. Namun, melihat lebih jauh, impian jauh lebih pesimistik. Dengan asumsi peningkatan bulan Desember terjadi, maka penentuan harga pasar memperlihatkan kemungkinan hanya 50% untuk kenaikan lain di seluruh 2019. Ini cukup jauh dari "dot plot" terbaru Fed, yang memperlihatkan 3 kenaikan untuk tahun ini. Sebenarnya, proyeksi tersebut sanggup direvisi lebih rendah untuk memberi sinyal 2 kenaikan pada 2019 pada pertemuan ahad depan, tetapi meskipun demikian, perbedaan antara apa yang pembuat kebijakan dan investor harapkan masih akan sangat besar.
Dalam kondisi menyerupai itu, data ekonomi sanggup memutuskan apakah Fed merevisi untuk menurunkan asumsi tingkat bunganya sendiri semoga sesuai dengan pasar, atau apakah hal itu akan menciptakan investor menyesuaikan ekspektasi mereka lebih akrab ke Fed. Beralih ke rilis ahad ini, tingkat CPI negara diperkirakan telah turun ke 2.2% y / y di bulan November, dari 2.5% sebelumnya. Namun, angka inti - yang tidak termasuk dalam item makanan dan energi volatil - diproyeksikan telah meningkat lebih tinggi menjadi 2,2% tahunan, dari 2,1% pada bulan Oktober. Jadi, sebagian besar kesabaran dalam mencetak headline sepertinya berdampak pada penurunan harga energi baru-baru ini, yang biasanya tidak terlalu mengkhawatirkan bagi Fed.
Di luar kebijakan moneter, variabel kunci lainnya untuk dolar yaitu bagaimana ketegangan perdagangan berevolusi. Greenback telah bertindak sebagai aset haven di tengah friksi AS-China, greenback didapatkan ketika situasi meningkat dan jatuh pada setiap de-eskalasi. Dalam pengertian ini, meskipun "gencatan senjata" AS-China yaitu tanda selamat datang, itu mungkin tidak terlalu berarti jikalau China tidak berkompromi pada gosip kunci: pemindahan teknologi paksa. Sampai - dan jikalau - ada konsesi semacam itu, eskalasi ulang hasilnya tetap merupakan skenario yang paling mungkin. Belum lagi AS sanggup mengumumkan tarif kendaraan beroda empat setiap dikala yang akan memulai kebuntuan gres dengan Uni Eropa. Implikasinya yaitu bahwa dolar masih sanggup menikmati kantong kekuatan dari kekhawatiran perdagangan, bahkan jikalau the Fed tidak beralih ke perilaku yang lebih berhati-hati ke depan.
Source : xm.com Sumber http://hobiheboh.blogspot.com/